PERMUKIMAN MASYARAKAT PETANI GARAM DI DESA PINGGIR PAPAS, KABUPATEN SUMENEP

Written By Edy Abujamil on Kamis, 22 Agustus 2013 | 20.32

Pulau Madura merupakan salah satu pulau di Indonesia, dengan potensi keanekaragaman, baik sumber daya alam maupun budaya. Mata pencaharian penduduk Madura pada umumnya sebagai petani dan nelayan yang pada akhirnya menimbulkan tradisi dalam berhuni maupun dalam budaya kehidupannya.
Masyarakat agraris Madura, memunculkan suatu bentuk permukiman masyarakat yang dikenal dengan pola permukiman taneyan lanjang, sebagai suatu bentuk untuk menjaga hubungan kekerabatan dalam masyarakat. Permukiman taneyan lanjang tersebar dan berpencar-pencar dalam kelompok-kelompok kecil, mengikuti letak tegalan yang mereka miliki. Pola peletakan bangunannya pun disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya, yaitu adanya musholla (langgar), sebagai pusat/sumbu utama pola cluster, rumah induk (roma tongghu), dapur (dapor), kandang, kamar mandi (pakeban), serta lumbung (lombung).


Mata pencaharian lain bagi masyarakat Madura daerah pesisir, yaitu sebagai nelayan dan petani garam. Usaha pegaraman yang diusahakan masyarakat, berada pada kawasan Madura timur dan bagian selatan, mengingat curah hujan yang lebih rendah di kawasan tersebut. Selama musim hujan, di lahan-lahan kering yang menjadi tambak garam tersebut berubah menjadi tambak-tambak ikan (Laporan Singkat Situasi Pertanian di Madura 1977 dalam Jonge 1989), sehingga usaha yang dijalankan bergantian menurut musim yang sedang berlangsung.
Saat ini daerah penghasil garam terbesar di Madura berada di Kabupaten Sumenep, yaitu di Desa Pinggir Papas serta daerah pesisir sekitarnya. Sebagai salah satu wilayah yang berada di kawasan Madura timur wilayah tersebut menjadi pintu gerbang Pulau Madura untuk kawasan timur, yaitu melalui pelabuhan Kalianget, serta pelabuhan-pelabuhan kecil yang ada di pantai ujung timur Pulau Madura, seperti Gresik Putih, Dungkek dan wilayah sekitarnya. Tidak tertutup kemungkinan budaya luar masuk ke kawasan tersebut. Budaya-budaya tersebut masuk melalui masyarakat luar yang membawa budaya aslinya maupun masyarakat Madura sendiri yang merantau dan kembali membawa budaya di perantauan (Amiuza et al. 1996).
Dengan adanya penyesuaian terhadap keadaan alam, maka perbedaan karakteristik arsitektur tradisional Madura dari masyarakat agraris pertanian dengan masyarakat petani garam menambah keragaman variasi tipologis karakteristik permukiman yang disesuaikan dengan kondisi mata pencaharian yang mereka tekuni. Pola pembentukan tata ruang yang terjadi dipengaruhi letak tambak yang cenderung mengelilingi permukiman, sehingga berdasarkan hal-hal yang mempengaruhi, pola permukiman yang ada, memiliki kemungkinan berbeda dengan pola permukiman masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani ladang. Demikian pula dengan kebutuhan ruang dalam skala makro maupun mikro serta bahan penyusun bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penghuninya dan kondisi alam setempat.
Desa Pinggir Papas yang terletak di pesisir timur Pulau Madura memiliki kemungkinan untuk mendapat pengaruh dari salah satu kebudayaan asing yang pernah singgah di daerah tersebut. Kondisi penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani garam dengan tambak garam sebagai sumber mata pencaharian menimbulkan suatu ciri tersendiri bagi kawasan Desa Pinggir Papas ini. Kedua hal tersebut tentunya sedikit-banyak akan membawa pengaruh berupa produk budaya yang beragam serta sisi lain dari kehidupan masyarakat setempat dengan kekhasannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba menggali lebih dalam mengenai karakteristik permukiman yang terjadi pada masyarakat petani garam di Desa Pinggir Papas, Kabupaten Sumenep, sehingga nantinya diharapkan dapat memberikan suatu gambaran baru mengenai pola permukiman yang khas dari masyarakat setempat, sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungannya. Dengan adanya gambaran pola permukiman yang terbentuk, maka akan menambah variasi tipologis pola permukiman masyarakat Madura, selain pola taneyan lanjang yang lebih dikenal sebagai bentuk permukiman tradisional masyarakat Madura.

sumber shinsyaule.blogspot.com

Ditulis Oleh : Edy Abujamil ~Pinggirpapas Tercinta

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul PERMUKIMAN MASYARAKAT PETANI GARAM DI DESA PINGGIR PAPAS, KABUPATEN SUMENEP yang ditulis oleh Pinggirpapas Tercinta yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 20.32

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.